Pondok Pesantren Perkampungan Minangkabau Perkuat Sendi Kebudayaan Melalui Maimbau Gala Bagi Guru da

By Thomson Mary, M.Kom 22 Apr 2021, 07:54:00 WIB Dunia Islam
Pondok Pesantren Perkampungan Minangkabau Perkuat Sendi Kebudayaan Melalui Maimbau Gala Bagi Guru da

PADANG, SUARAMINANG.COM– Yayasan Shine Al-Falah Pondok Pesantren Perkampungan Minangkabau terus melestarikan kebiasaan adat budaya Minangkabau yang selama ini telah memudar. Biasanya nilai- nilai adat telah ada dan masuk kurikulum. Namun kedepan setiap pimpinan pondok beserta majelis guru dalam keseharian akan dipanggil dengan nama gelar yang telah ada dari kampung halamannya.

“Iya, kita ingin mewujudkan secara bertahap budaya Minangkabau yang berfalsafah Adat Basandi Syara’ Syara’ Basandi Kitabullah (Al-Qur’an), Syara’ Mangato Adat Mamakai” salah satunya adalah, bagi laki-laki yang ada di Minangkabau ketek banamo gadang bagala (waktu kecil punya nama dan ketika dewasa punya gelar),” ucap Ketua Umum Yayasan Shine Al -Falah Ponpes Perkampungan Minangkabau Buya Syamsul Akmal, S.Ag, MM Tuanku Putiah kepada media ini, Jumat (26/2) di ruang kantornya.

Baca Lainnya :

Disebutkannya, kegiatan Mahimbaukan gala ini sebelumnya disebut dengan malewakan gala. Keinginan untuk melaksanakan kegiatan ini sebenarnya jauh-jauh hari sudah ada dibicarakan. Misalnya pada saat kegiatan tausiah adat bersama Mak Katik dan kegiatan Milad Yayasan ke VIII pada Desember 2020 lalu. Termasuk pada rapa persiapan Wisuda Tahfidz angkatan ke V ini.

“Telah kita masukan dalam agenda kegiatan pendahuluan wisuda Tahfidz Qur’an angkatan ke V ini. Sebab, sebagai Ponpes yang bernama Ponpes Perkampungan Minangkabau kita ingin mewujudkan secara bertahap budaya Minangkabau tersebut,” tambah Buya Buya Syamsul Akmal, S.Ag, MM Tuanku Putiah.

Disebutkannya, pemberian gelar kepada anak laki-laki Minangkabau lazimnya atau umumnya dilaksanakan pada saat alek nikah kawin, alek batagak gala, alek khatam Qur’an. Gala yang diterima berasal dari laki-laki pihak keturuan ibu. Diberikan oleh Ninik mamak dari masing-masing suku. Berbeda dengan sebagian besar orang Pariaman. Dimana gala berasal dari pihak ayah seperti Sidi, Sutan, Bagindo dan lainnya.

“Setelah kita diskusi dengan Kerapatan Adat Nagari (KAN) Koto Tangah,LKAAM Sumbar, serta minta arahan pakar adat (Dahrizal/Mak Katik) maka dapatlah ilmunya. Dimana malewakan gala adalah kegiatan pemberian gala dan pemberitahuan gala yang diberikan kepada seseorang, kepada publik yang dilaksanakan pada kegiatan Alek Batagak penghulu,” tambahnya.

Sedangkan mahimbau gala sebutnya adalah pemberian dan pemberitahuan secara resmi gala yang dimiliki seseorang kepada publik saat Alek nikah kawin dan Alek Khatam Qur’an. Oleh sebab itu maka kegiatan malewakan gala ditukar dengan mahimbaukan gala. Hal ini dengan alasan kegiatan Wisuda Tahfidz bisa diqiyaskan dengan khatam Al-Quran.

“Kemudian gala yang mau dihimbaukan itu sudah dimiliki sebelumnya oleh sebagian besar Buya/ustad di sini. Sedangkan yang berhak memberikan gala adalah Ninik mamak dari suku masing-masing dan sebagian di Pariaman diberikan oleh pihak Bapak,” tambah Buya Syamsul Akmal, SA.g. MM Tuanku Putiah yang juga Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumbar ini.

Ketua Umum Yayasan Shine Al -Falah Ponpes Perkampungan Minangkabau Buya Syamsul Akmal, S.Ag, MM Tuanku Putiah bersama Ketua Panitia pelaksana acara Wisuda Tahfidz Qur’an Angkatan ke 5 dan Kegiatan Pentas Kreativitas santri Aulia Rahman, SE, Sy. Sutan Kayo.

Disebutkannya, bagaimana dengan yang belum memiliki gala?. Dapat diminta kepada Ninik mamak suku masing-masing atau pihak ayah (di Pariaman). Bagi laki-laki yang bukan Minang dapat diberi gelar oleh Ninik mamak suku tempat dia malakok atau Ninik mamak yang bersedia mengangkat dia sebagai anggota dalam sukunya. Dapat juga diberikan secara lembaga oleh KAN setempat

“Dengan demikian kegiatan kita pada Sabtu malam adalah Mahimbaukan gala (gelar adat) secara adat/ resmi menurut yang ada. Terhadap gala yang telah dimiliki atau yang baru diterima dari Ninik mamak masing-masing maupun gelar yang diberikan oleh Ninik Mamak KAN Koto Tangah. Dilaksanakan secara adat oleh KAN Koto Tangah yang dihadiri oleh LKAAM Padang dan Sumbar, serta puluhan Ninik mamak serta pandeka Koto Tangah yang diundang,”tambah Buya Syamsul Akmal, SA.g. MM Tuanku Putiah kandidat doktor Ilmu Administrasi Pendidikan di UNP ini.

Oleh karena itu sebutnya pemangilan gala sehari-hari dan penulisan gala dalam administrasi Yayasan maupun Pondok untuk seluruh laki-laki Keluarga besar Yayasan Shine Al Falah berlaku secara resmi setelah kegiatan Wisuda Tahfizd Qur’an angkatan ke V ini. Untuk tahun ini peserta wisuda Tahfidz Qur’an  yang akan dilaksanakan pada tanggal 27-28 Februari ini  sebanyak 152 orang. Adapun yang akan dihimbaukan gala adalah seluruh Buya/Ustad serta santri putra yang ikut wisuda tahfizd ke V ini.

 




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment